Anda termasuk pengguna aktif internet setiap harinya? Mungkin sebagian diantara anda sadar kalau biaya diperlukan untuk mengakses internet semakin lama semakin murah. Menurut data terbaru dari International Telecommunication Union (ITU) memang demikian, biaya untuk akses broadband secara global telah turun 50% selama dua tahun terakhir.
Meski semakin murah, namun akses broadband ini masih melebihi pendapatan di berbagai negara. Tagihan internet bisa saja memakan sebagian besar atau lebih dari 50% pengeluaran pengguna Internet, padahal saat ini sepertinya sudah sulit bagi manusia untuk hidup tanpa koneksi internet.
Malah beberapa negara maju yang penduduknya memiliki pendapatan tinggi seperti Amerika, Austria, Monaco, Macau, dan Liechtenstein justru menikmati biaya broadband terendah dibanding negara lainnya. Beberapa negara yang broadbandnya melebihi pendapatan rata-rata pendapatan bulanan seperti Tajikistan, Swaziland, Uzbekistan, Papua New Guinea.
Layanan ICT di negara seperti Amerika, Kanada, Eropa, dan beberapa negara Asia memang tergolong murah, yang hanya sekitar 1% dari pendapatan perkapita. Namun di beberapa negara berkembang biaya yang diperlukan untuk layanan ICT bisa mencapai 17% dari pendapatan perkapita penduduknya.
ITU juga melaporkan kalau penurunan biaya broadband paling terasa untuk negara berkembang yang bisa mencapai 52% sedangkan di negara maju hanya 35%. Sayang biaya akses internet murah di Indonesia sepertinya masih kurang merata dan tidak mencakup semua kawasan.
Meski semakin murah, namun akses broadband ini masih melebihi pendapatan di berbagai negara. Tagihan internet bisa saja memakan sebagian besar atau lebih dari 50% pengeluaran pengguna Internet, padahal saat ini sepertinya sudah sulit bagi manusia untuk hidup tanpa koneksi internet.
Malah beberapa negara maju yang penduduknya memiliki pendapatan tinggi seperti Amerika, Austria, Monaco, Macau, dan Liechtenstein justru menikmati biaya broadband terendah dibanding negara lainnya. Beberapa negara yang broadbandnya melebihi pendapatan rata-rata pendapatan bulanan seperti Tajikistan, Swaziland, Uzbekistan, Papua New Guinea.
Layanan ICT di negara seperti Amerika, Kanada, Eropa, dan beberapa negara Asia memang tergolong murah, yang hanya sekitar 1% dari pendapatan perkapita. Namun di beberapa negara berkembang biaya yang diperlukan untuk layanan ICT bisa mencapai 17% dari pendapatan perkapita penduduknya.
ITU juga melaporkan kalau penurunan biaya broadband paling terasa untuk negara berkembang yang bisa mencapai 52% sedangkan di negara maju hanya 35%. Sayang biaya akses internet murah di Indonesia sepertinya masih kurang merata dan tidak mencakup semua kawasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar