Sungai Nil
Para geolog memperkirakan bahwa salah satu wilayah gurun kering di Mesir pernah menjadi danau pada masa lalu. Analisa tentang hal tersebut dipublikasikan dalam jurnal Geology yang terbit Desember 2010 ini.
Wilayah danau yang diperkirakan pernah ada memiliki luas yang melebihi Danau Erie. Danau tersebut merentang hingga wilayah barat Sungai Nil, bahkan diperkirakan mencapai perbatasan Sudan.
Danau purba itu diperkirakan pertama kali terbentuk 250.000 tahun yang lalu. Setelah periode pembentukannya, danau mengalami perluasan dan penyusutan hingga akhirnya hilang sekitar 80.000 tahun yang lalu.
Ted Maxwell, geolog dari Smithsonian National Air and Space Museum di Washington, mengatakan, dengan mengetahui letak danau dan periode pembentukannya, kita dapat memperkirakan kondisi lingkungan saat manusia mulai bermigrasi ke luar Afrika.
"Anda akan menyadari bahwa tempat ini dipenuhi dengan danau yang begitu besar saat manusia-manusia ingin keluar dari Afrika," kata Maxwell. Dikatakan bahwa manusia bermigrasi ke luar Afrika sejak 200.000 tahun yang lalu.
Untuk menganalisis hal tersebut, para geolog menggunakan citra satelit yang diambil dalam periode 80-an hingga 90-an. Mereka mengatakan, butuh waktu lama untuk mengidentifikasi dan membuat analisis.
"Sangat mengejutkan ketika menyadari, 'hey, mungkin saja itu adalah wilayah danau'," cetus Maxwell.
Meski berbagai bukti topografi mendukung, bukti-bukti tersebut belum cukup untuk menentukan ada tidaknya danau tersebut dan bagaimana pembentukannya. Bukti yang mendukung di antaranya adalah adanya wilayah dataran rendah Tushka. Wilayah tersebut dikatakan cukup rendah sehigga air Sungai Nil bisa membanjirinya dan memacu terbentuknya danau.
Bukti lain adalah adanya fosil ikan yang ditemukan di wilayah gurun dan memiliki karakteristik sama dengan ikan di Sungai Nil. Adanya ikan tersebut menunjukkan adanya wilayah perairan yang berkaitan dengan Sungai Nil.
Sementara itu, salah satu bukti yang tidak didapatkan adalah garis pantai. Maxwell mengatakan, garis pantai danau tersebut mungkin telah hilang oleh pasir yang menutupi wilayah danau sekarang.
"Masalah lain adalah tidak adanya bukti sedimentasi di wilayah ini," kata Maxwell ketika diwawancara Discovery. Tak adanya sedimentasi membuat keberadaan danau superbesar tersebut sulit untuk dibuktikan.
Meski demikian, Christopher Hill dari Boise State University, ilmuwan lain yang tak terlibat dalam studi ini, justru yakin bahwa wilayah gurun tersebut pernah menjadi danau.
Masalah sumber air, menurut Hill, Nil bukan satu-satunya kemungkinan. "Tentang sumber air, kemungkinan lainnya adalah drainase dari dataran tinggi ke barat, sumber air tanah dari selatan, hujan lokal dan sumber potensial lainnya," katanya.
Hill mengatakan, "Sisa-sisa sedimen dari artefak arkeologis menunjukkan bahwa danau tersebut tercipta dari hujan lokal atau air tanah. Danau kemudian meluas hingga wilayahnya berhubungan dengan Sungai Nil.
Wilayah danau yang diperkirakan pernah ada memiliki luas yang melebihi Danau Erie. Danau tersebut merentang hingga wilayah barat Sungai Nil, bahkan diperkirakan mencapai perbatasan Sudan.
Danau purba itu diperkirakan pertama kali terbentuk 250.000 tahun yang lalu. Setelah periode pembentukannya, danau mengalami perluasan dan penyusutan hingga akhirnya hilang sekitar 80.000 tahun yang lalu.
Ted Maxwell, geolog dari Smithsonian National Air and Space Museum di Washington, mengatakan, dengan mengetahui letak danau dan periode pembentukannya, kita dapat memperkirakan kondisi lingkungan saat manusia mulai bermigrasi ke luar Afrika.
"Anda akan menyadari bahwa tempat ini dipenuhi dengan danau yang begitu besar saat manusia-manusia ingin keluar dari Afrika," kata Maxwell. Dikatakan bahwa manusia bermigrasi ke luar Afrika sejak 200.000 tahun yang lalu.
Untuk menganalisis hal tersebut, para geolog menggunakan citra satelit yang diambil dalam periode 80-an hingga 90-an. Mereka mengatakan, butuh waktu lama untuk mengidentifikasi dan membuat analisis.
"Sangat mengejutkan ketika menyadari, 'hey, mungkin saja itu adalah wilayah danau'," cetus Maxwell.
Meski berbagai bukti topografi mendukung, bukti-bukti tersebut belum cukup untuk menentukan ada tidaknya danau tersebut dan bagaimana pembentukannya. Bukti yang mendukung di antaranya adalah adanya wilayah dataran rendah Tushka. Wilayah tersebut dikatakan cukup rendah sehigga air Sungai Nil bisa membanjirinya dan memacu terbentuknya danau.
Bukti lain adalah adanya fosil ikan yang ditemukan di wilayah gurun dan memiliki karakteristik sama dengan ikan di Sungai Nil. Adanya ikan tersebut menunjukkan adanya wilayah perairan yang berkaitan dengan Sungai Nil.
Sementara itu, salah satu bukti yang tidak didapatkan adalah garis pantai. Maxwell mengatakan, garis pantai danau tersebut mungkin telah hilang oleh pasir yang menutupi wilayah danau sekarang.
"Masalah lain adalah tidak adanya bukti sedimentasi di wilayah ini," kata Maxwell ketika diwawancara Discovery. Tak adanya sedimentasi membuat keberadaan danau superbesar tersebut sulit untuk dibuktikan.
Meski demikian, Christopher Hill dari Boise State University, ilmuwan lain yang tak terlibat dalam studi ini, justru yakin bahwa wilayah gurun tersebut pernah menjadi danau.
Masalah sumber air, menurut Hill, Nil bukan satu-satunya kemungkinan. "Tentang sumber air, kemungkinan lainnya adalah drainase dari dataran tinggi ke barat, sumber air tanah dari selatan, hujan lokal dan sumber potensial lainnya," katanya.
Hill mengatakan, "Sisa-sisa sedimen dari artefak arkeologis menunjukkan bahwa danau tersebut tercipta dari hujan lokal atau air tanah. Danau kemudian meluas hingga wilayahnya berhubungan dengan Sungai Nil.
sumber KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar